Mengatasi Sembelit pada Anak
Kapan muncul? Sekitar 40% diantaranya diawali sejak anak berusia 1 - 4 tahun. Pada anak usia 7 - 8 tahun angka kejadiannya menurun hingga sebesar 1,5 % dan usia 10 - 12 tahun menjadi sekitar 0,8 % saja.
Penyebab:
- Berbagai hal yang bisa menyebabkan rasa nyeri saat si kecil pup, seperti perubahan makanan yang dikonsumsi, kurang minum, mengalami dehidrasi atau asupan susu yang berlebihan.
- Sebagian besar sembelit pada anak (lebih dari 90%!) terjadi secara fungsional. Pup tetap bisa keluar, tapi kekurangannya air atau serat. Akibatnya, pup menjadi keras. Yang pasti, sembelit tidak disebabkan adanya kelainan dari usus (organik).
- Adanya luka pada lubang anus. Luka terjadi pada waktu anak mengejan untuk pertama kalinya saat pupnya keras. Masalahnya, mama tidak memakai jelly (melainkan sabun) untuk membantu mengeluarkan pup. Karena sakit, anak pun memilih menahan pup.
- Kelainan hormon dan karena obat-obatan.
Akibat:
- Karena sakit saat pup, anak malas pup. Sembelit pun menjadi-jadi.
- Anak tidak bisa pup, namun ada rembesan cairan (soiling) yang mengotori celana anak.
Yang harus dilakukan:
- Mengeluarkan pup secara paksa dengan cara pemberian obat-obatan. Obat bisa pula dimasukkan ke dalam lubang anus.
- Mencegah berulangnya akumulasi pup dengan melakukan terapi secara rutin. Misalnya, pemberian obat-obatan tertentu.
- Meningkatkan konsumsi air dan asupan makanan berserat.
- Terapi tingkah laku atau melakukan toilet training.
Perlukah ke dokter? Sebenarnya tidak mudah mendiagnosa gangguan di perut. Karena itu sembelit pada anak memerlukan tahapan pengobatan yang terencana dengan baik. Jadi anak perlu dibawa ke dokter.
Nantinya dokter akan melakukan evaluasi terhadap terapi yang sudah dilakukan. Sayangnya, seringkali mama baru membawa anak ke dokter setelah terlambat, karena memilih mengobatinya sendiri.
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon